Skandal Korupsi Minyak Mentah Pertamina: Tujuh Tersangka Ditahan, Kerugian Negara Capai 980 Triliun Rupiah
Kasus korupsi PT Pertamina mencapai 980 triliun rupiah, melibatkan tujuh tersangka yang telah ditahan. Kerugian ini disebabkan oleh pengoplosan minyak mentah dan penggelapan impor minyak mentah. Publik marah dengan skala kerugian dan dampaknya bagi ekonomi nasional.
Dalam video yang diunggah di YouTube oleh saluran Reyben Entertainment, dengan judul "TOTAL 7 TERSANGKA KORUPSI MINYAK MENTAH RESMI BEROMPI TAHANAN !!! KERUGIAN 980 TRILUAN??", pembawa acara memaparkan bahwa kasus ini melibatkan beberapa petinggi PT Pertamina dan pihak swasta lainnya. Tersangka antara lain adalah Rifas Yahaan, Dirut Pertamina Partaniaga, serta pejabat lainnya yang diduga terlibat dalam pengoplosan Pertalite menjadi Pertamax, aksi yang merugikan negara hingga ratusan triliun setiap tahun.
Menurut hasil penyidikan, praktik korupsi tersebut berlangsung antara tahun 2018 hingga 2023. Akibat perbuatan para tersangka, harga bahan bakar melambung tinggi sehingga memaksa pemerintah untuk memberikan subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kasus ini semakin mengejutkan publik karena skala kerugiannya yang besar dan melibatkan institusi besar seperti PT Pertamina.
Respons publik terhadap kasus ini sangatlah marah, banyak di antara mereka menyampaikan kekesalan melalui media sosial. Panggilan terhadap tokoh seperti Erick Thohir dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk bertanggung jawab pun muncul, mengingat peran mereka dalam pengawasan sektor tersebut. Ahok dikabarkan siap memberikan klarifikasi dalam kasus ini, bahkan menyatakan senang jika semua informasi terbuka untuk publik.
Kasus korupsi ini menjadi pembicaraan hangat di berbagai platform media karena besarnya kerugian dan dampak yang dihasilkan. Video Reyben Entertainment yang menyoroti perasaan publik menjadi sorotan karena narasi dan fakta yang disajikan, menggambarkan betapa rakyat merasa tertipu oleh tindakan ini. Skandal ini menjadi salah satu isu korupsi terbesar yang mencoreng dunia bisnis dan industri minyak di Indonesia.
What's Your Reaction?






