Kontroversi Rendang Hilang: Pablo Benua Menanggapi Konten Willy Salim
Pablo Benua mengkritik konten settingan Willy Salim tentang rendang hilang di Palembang sebagai bentuk provokasi yang merusak citra warga. Ia menyerukan tindakan tegas atas tindakan merugikan publik.
Pablo Benua, dalam pernyataannya, menekankan bahwa karakter warga Sumatera, khususnya Palembang, dikenal dengan harga diri dan ketegasan yang umum melekat. Isu hilangnya rendang yang diangkat dalam konten tersebut diragukan kebenarannya dan dianggap sebagai bentuk provokasi yang menimbulkan keresahan di masyarakat. "Mencederai citra suatu daerah melalui konten seperti ini adalah tindakan murahan yang seharusnya diberi pelajaran," tegas Pablo.
Pernyataan keras Pablo Benua muncul setelah banyak spekulasi terkait keaslian konten dari Willy Salim. Dugaan praktik settingan muncul karena peristiwa hilangnya rendang dirasa tidak masuk akal, dan dinilai sebagai upaya untuk menarik perhatian publik dengan menabrak norma budaya suatu daerah. Hal ini dinilai meresahkan dan dapat berdampak buruk pada persepsi terhadap masyarakat Palembang secara keseluruhan.
Lebih lanjut, Pablo Benua menyerukan penerapan yang ketat dari undang-undang ITE Pasal 28 ayat 1 dan 2 terkait penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian. Dia meminta agar tindakan tegas diberikan kepada pembuat konten yang merugikan masyarakat, dengan harapan dapat memberikan efek jera sehingga kejadian serupa tidak terjadi di masa mendatang. "Kami meminta masyarakat Palembang untuk mengambil langkah hukum dan meminta pihak berwenang untuk menindak tegas Willy Salim, agar tidak ada lagi konten yang merugikan orang lain," tutup Pablo.
What's Your Reaction?






